Jumat, 21 Mei 2021

Kenali Gejala dan Faktor Risiko Sakit Pinggang Akibat Saraf Kejepit

 

SHUTTERSTOCK/phugunfire

Masyarakat di Indonesia masih banyak yang seringkali merasakan nyeri atau sakit pinggang yang dipicu oleh saraf terjepit atau Herniated Nucleus Pulposus (HNP).

Disampaikan oleh Dokter Spesialis Bedah Orthopedi dan Traumatologi RS Pondok Indah dr Muki Partono SpOT bahwa HNP ini dapat terjadi pada seluruh ruas tulang belakang mulai dari tulang leher sampai tulang ekor, tetapi daerah yang sakit itu tergantung di mana terjadi penjepitan.

"HNP atau saraf kejepit ini bisa terjadi di berbagai region (anggota tubuh)," kata Muki dalam diskusi daring Solusi Nyeri Pinggang, Kamis (16/7/2020).

Seperti penjepitan saraf di leher akan menyebabkan terjadinya migrain atau sakit kepala sampai ke bahu.

Sementara, jika penjepitan terjadi di tulang ekor, maka akan terasa sakit seperti otot ketarik pada bagian paha atau betis, kesemutan bahkan sampai pada kelumpuhan.

"Dalam sehari setidaknya kita akan mengalami nyeri pinggang sekali sehari," kata dia.

Namun, sebenarnya Anda yang menderita sakit pinggang akibat saraf terjepit (HNP) ini bisa diantisipasi dan diatasi dengan mengetahui faktor-faktor risiko dan gejala yang terjadi.

 Gejala saraf kejepit

Berikut beberapa gejala HNP atau saraf kejepit yang perlu Anda waspadai dan segeralah berkonsultasi kepada tenaga kesehatan yang ahli di bidangnya.

1. Lengan atau sakit kaki

Muki menuturkan, jika HNP tersebut terjadi di punggung bawah yang disebut dengan HNP lumbal, maka yang akan merasakan sakit paling intens adalah bagian bokong, paha, betis dan kaki.

"Tapi, kalau HNP ini terjadinya pada tulang belakang seperti leher, nyeri biasanya akan paling intens di bahu dan lengan," jelasnya.

Rasa sakit tersebut, kata dia, biasanya akan memburuk ketika batuk, bersin, atau saat menggerakkan tulang belakang ke posisi tertent

 2. Mati rasa dan kesemutan

Tidak hanya nyeri pada lengan dan kaki saja, nyeri juga bisa terasa seperti menusuk tajam saat nyeri gigi, dan nyeri pada bagian bawah pinggang yang menjalar ke lipatan bokong.

"Tapi, pada keadaan yang lebih berat lagi, penderita HNP dapat mengalami kelumpuhan," tuturnya.

Kelumpuhan, kata Muki, dibagi dalam beberapa kriteria. Kelumpuhan itu tidak seperti pendapat orang awam kebanyakan, yang menilai kelumpuhan itu saat orang tersebut sudah tidak dapat lagi berjalan atau tidak dapat bergerak sama sekali.

Akan tetapi, sebenarnya kelumpuhan itu adalah kondisi seseorang yang mengalami penurunan fungsi dari sistem gerak atau kekuatan motorik tubuh.

3. Kelemahan

Untuk diketahui, otot memiliki peranan penting untuk menciptakan gerakan pada anggota tubuh. Seperti, berkedip, berjalan, mengangkat benda, mengunyah dan lain sebagainya.

Nah, otot dengan saraf yang terjepit cenderung melemah dari waktu ke waktu. Hal ini dapat menyebabkan Anda mudah tersandung, atau tidak kuat mengangkat atau memegang barang.

4. Impotensi

HNP atau saraf kejepit ini bisa terjadi kepada siapa saja, entah perempuan ataupun laki-laki, dan juga segala usia tergantung dengan faktor risiko yang dimilikinya.

Muki berkata, pada penderita laki-laki, impotensi menjadi yang paling sering terjadi. Impotensi itu terjadi, apabila ada saraf yang terjepit di antara L 1-5 ataupun gangguan pada S 1-5.

"Bahkan yang lebih parah lagi bisa menimbulkan kemandulan, apabila terjadi saraf terjepit pada torakal," ujarnya.

Selain itu, saraf terjepit ini juga bisa memicu gangguan buang air besar dan buang air kecil.

 Faktor risiko saraf terjepit

Berikut beberapa faktor risiko yang dapat membuat Anda mengalami saraf kejepit dan berisiko menimbulkan rasa sakit atau nyeri di tulang belakang Anda.

  • Batuk dalam jangka waktu lam dan terus-menerus
  • Berat badan berlebih atau obesitas
  • Cedera atau trauma terhadap benturan
  • Gaya hidup
  • Genetika atau faktor keturunan
  • Kelainan atau tekanan pada bentuk tulang belakang
  • Menyetir pada jangka waktu yang lama
  • Merokok
  • Perubahan degenerative
  • Postur tubuh yang tidak diposisikan secara benar
  • Pekerjaan mengangkat beban berat berulang-ulang, menarik, mendorong, membungkuk ke samping dan memutar
  • Usia lanjut

Oleh sebab itu, Muki menegaskan jika Anda mengalami nyeri tulang belakang. Maka Anda harus mendapatkan perawatan secara intensif.

"Nyeri tersebut umumnya disebabkan oleh terjepitnya saraf pada tulang belakang dan harus menjalani perawatan secara berkala. Bila tidak, rasa nyeri itu bisa merusak sistem saraf tulang belakang lainnya," jelasnya.


Sumber : https://today.line.me/id/v2/article/KD6GVR

0 komentar:

Posting Komentar