Jumat, 21 Mei 2021

Saraf kejepit dan penanganannya

 

Ilustrasi

Istilah saraf kejepit sudah sering kita dengar. Saraf kejepit adalah suatu keadaan di mana saraf tertekan oleh bagian sekitarnya. Keadaan ini akan membuat kita merasa sakit pada bagian-bagian tertentu, seperti pinggang, pergelangan tangan, atau punggung.

Situs Mayo Clinic menjelaskan saraf kejepit terjadi bila terlalu banyak tekanan yang terjadi pada saraf oleh jaringan sekitarnya, seperti tulang, tulang rawan, otot atau tendon. Tekanan ini mengganggu fungsi saraf, menyebabkan rasa sakit, kesemutan, mati rasa atau terasa lemah.

Biasanya orang tidak terlalu memperhatikan rasa nyeri dan membiarkannya, padahal hal ini bisa memicu terjadinya saraf kejepit atau herniated nucleus pulposus (HNP).

Dikutip dari Tempo.co, Dokter Mahdian Nur Nasution, SpBS, dari Klinik Nyeri dan Tulang Belakang Onta Merah Jakarta, menjelaskan bahwa saraf kejepit dapat terjadi pada susunan tulang cervical pada leher, sacral pada bagian ekor dan thorax pada punggung.

Namun, saraf kejepit pada ruas tulang belakang atau herniasi diskus vertebralis sering terjadi, karena ruas tersebut menopang berat tubuh dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Gejala awal yang muncul jika terjadi saraf kejepit di tulang belakang adalah rasanya nyeri atau tidak nyaman di daerah bokong, paha dan betis. Sementara pada ruas tulang leher atau cervical kita akan merasakan nyeri pada lengan dan bahu.

Gejala lain yang sering dirasakan meliputi mati rasa atau kebas, penurunan sensasi untuk merasa, kesemutan atau paresthesia, rasa nyeri atau sakit seperti terbakar yang menjalar ke luar, lemahnya otot pada bagian tertentu, serta rasa sakti seperti ditusuk jarum.

Kadang-kadang gejala memburuk ketika kita berusaha melakukan gerakan tertentu, seperti memutar kepala.

Orang sering keliru membedakan saraf kejepit dengan nyeri pinggang biasa. Padahal, dokter Harmantya Mahadipta, spesialis orthopedi, mengatakan bahwa saraf kejepit memiliki ciri khas berupa rasa nyeri yang menjalar ke bagian tubuh lain, bukan hanya di pinggang, tapi menjalar sampai kaki.

Biasanya rasa nyeri karena saraf kejepit tidak akan membaik setelah dilakukan pemijatan. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan anamnesis untuk memastikannya.

Biasanya dari pemeriksaan tersebut, sekitar 80 persen sudah dapat diketahui apakah seseorang menderita saraf kejepit atau tidak. Hanya sedikit yang membutuhkan pemeriksaan penunjang seperti MRI untuk memastikannya.

Saraf kejepit dapat terjadi pada semua orang. Akan tetapi mereka yang terlalu banyak duduk, kegemukan dan kurang berolahraga memiliki risiko lebih besar terkena saraf kejepit.

Sejumlah kondisi, seperti usia lanjut, cedera, tekanan karena pekerjaan berulang, salah postur, maupun rheumatoid arthritis juga dapat menekan jaringan saraf yang menyebabkan saraf kejepit.

Jika terjadi dalam waktu yang singkat biasanya tidak terjadi kerusakan permanen. Begitu tekanan terangkat, maka fungsi saraf kembali menjadi normal. Akan tetapi jika tekanan terus berlanjut, sakit kronis dan kerusakan saraf permanen bisa terjadi.

Biasanya, saraf kejepit dapat diatasi dengan mengistirahatkan bagian yang cedera, dan menghindari aktivitas yang akan membuat gejala semakin memburuk. Lakukan latihan untuk memperkuat dan meregangkan otot di area yang terkena saraf kejepit untuk mengurangi tekanan pada saraf.

Jika gejala menjadi semakin parah, dokter akan memberikan obat-obatan untuk menghilangkan rasa nyeri. Suntikan kortikosteroida atau terapi laser juga dapat membantu meringankan rasa sakit dan nyeri.

Pembedahan dapat dilakukan jika saraf kejepit tidak juga membaik setelah beberapa minggu setelah penanganan biasa. Pembedahan untuk mengangkat tekanan pada saraf ini bervariasi tergantung tingkat keparahannya.

Saat ini, pembedahan untuk menyembuhkan saraf kejepit dapat dilakukan dengan metode atau teknik minimal invasif. Disampaikan oleh dokter Mahdian seperti yang dilansir detikhealth, teknik minimal invasif ini sangat berguna untuk meminimalkan risiko cedera atau komplikasi yang menjadi risiko kegagalan operasi konvensional.

Efisiensi biaya dan mempercepat kesembuhan pasien juga merupakan keuntungan dari bedah dengan teknik minimal invasif ini. Operasi dengan menggunakan prosedur endoskopi ini juga dapat meminimalkan luka sayatan dan hanya dibutuhkan satu atau dua jahitan pasca operasi, atau tidak perlu dijahit sama sekali.

Keuntungan lainnya adalah hanya membutuhkan bius lokal, operasi berlangsung cepat, pendarahan minimal, hanya dibutuhkan waktu satu sampai dua hari perawatan, pasien lebih cepat pulih dan kembali beraktivitas.

Namun, dokter Muki Partoni, SpOT, dari RS Pondok Indah mengatakan bahwa saraf kejepit dapat kembali kambuh, hal ini disebabkan karena banyaknya ruas tulang di punggung yang dapat menekan saraf dan merupakan proses alami penuaan.


Sumber : https://beritagar.id/artikel/gaya-hidup/saraf-kejepit-dan-penanganannya

0 komentar:

Posting Komentar