Sabtu, 22 Mei 2021

Obat Nyeri Otot Medis

Jika berbagai cara alami untuk mengatasi nyeri otot seperti di atas sudah dicoba tetapi tidak membuahkan hasil, terdapat berbagai obat-obatan di apotek yang bisa digunakan. Berikut ini adalah berbagai obat nyeri otot yang bisa digunakan, di antaranya: 

1. Paracetamol 

Obat nyeri otot seperti paracetamol efektif digunakan untuk nyeri ringan hingga sedang. Saat Anda menggunakan obat ini, pastikan tidak ada obat lain yang mengandung bahan aktif yang sama karena dapat menyebabkan kerusakan hati yang serius jika dikonsumsi dalam dosis yang lebih besar dari yang disarankan. Obat arthritis dan obat flu adalah obat yang mengandung paracetamol. 

2. Ibuprofen Non-steroidal anti-inflammatory (NSAID) seperti ibuprofen, efektif melawan nyeri ringan hingga sedang. Gunakan obat ini pada dosis terendah dan hanya digunakan untuk waktu yang singkat.

Obat ini sebaiknya dihindari penderita masalah perut, jantung, gangguan ginjal, tekanan darah tinggi, atau asma. Penggunaan NSAID oral pada orang tua biasanya tidak dianjurkan.

3. Aspirin 

Obat nyeri otot berikutnya yang bisa digunakan adalah aspirin. Obat ini dapat dikonsumsi untuk nyeri ringan sampai sedang. Hindari menggunakan obat nyeri otot ini bila Anda memiliki hemofilia, kekurangan vitamin K, atau jumlah trombosit yang rendah. Jangan memberikan aspirin kepada anak-anak, karena berisiko menimbulkan sindrom Reye. 

Obat ini dapat menimbulkan sakit maag atau memperparah gejalanya. Segeralah pergi ke dokter jika gejalanya semakin parah.

4. Piroxicam/Meloxicam 

Ini adalah obat untuk mengurangi peradangan pada otot atau sendi dari golongan NSAID, bekerja dengan menghambat pembentukan zat prostaglandin yang menimbulkan peradangan dan nyeri. Penggunaan obat ini perlu berhati-hati bila memiliki riwayat gangguan lambung. Obat nyeri otot ini sebaiknya diminum sesudah makan 

5. Morfin 

Obat nyeri otot seperti morfin biasanya digunakan jangka panjang untuk mengelola rasa sakit. Dosis dan respons saat Anda mengonsumsi obat ini akan dipantau ketat. Setiap orang mendapatkan dosis yang berbeda-beda. Morfin dalam bentuk suntik hanya diberikan oleh dokter di rumah sakit.

Morfin hanya diberikan pada nyeri berat semisal kasus patah tulang, serangan jantung, dan kanker. Dosis penggunaan yang terlalu tinggi bisa mengakibatkan henti napas. Morfin juga bisa menyebabkan kantuk dan pusing. 

Obat ini bekerja dengan cara menghambat sinyal saraf nyeri ke otak, sehingga tubuh tidak merasakan sakit. Obat ini juga dapat digunakan sebagai obat tunggal atau dikombinasikan dengan obat pereda nyeri lainnya. 

Beri tahu dokter jika Anda memiliki riwayat gangguan jantung, ginjal, hati, pernapasan, diabetes, pencernaan, myasthenia gravis, dan fenilketonuria.

6. Relaksan Otot 

Relaksan otot seperti cyclobenzaprine dan tizanidine dapat digunakan untuk meringankan rasa sakit dari cedera otot akut. Obat ini bekerja dengan mengendurkan ketegangan pada otot skeletal, jenis otot yang berperan dalam fungsi pergerakan tubuh. 

Anda harus berhati-hati dalam mengonsumsi obat nyeri otot ini apabila sedang atau mengalami gangguan hati.

7. Antidepresan 

Antidepresan trisiklik seperti Elavil, kadang-kadang diresepkan untuk pengobatan myofascial pain syndrome (nyeri myofascial), fibromyalgia, atau sindrom kelelahan kronis. Hati-hati dalam mengonsumsi obat ini jika Anda memiliki penyakit liver, jantung, diabetes, hipertiroidisme, gagal ginjal, gangguan penglihatan, glaukoma, pembesaran prostat, dan riwayat kejang. 

Antidepresan lain yang bisa digunakan adalah serotonin-norepinephrine reuptake inhibitor Cymbalta. Obat ini dapat digunakan untuk mengobati nyeri myofascial atau fibromyalgia, terutama jika seseorang tidak mendapatkan manfaat dari antidepresan trisiklik.

8. Kortikosteroid 

Kortikosteroid digunakan untuk mengobati banyak kondisi peradangan, seperti polimialgia reumatik dan inflammatory myopathies. 

Penggunaan obat ini harus berhati-hati jika Anda menderita penyakit jantung, tukak lambung, gangguan fungsi hati, masalah mental, epilepsi, katarak, diabetes, osteoporosis, atau infeksi pada kulit. 

Jika Anda sudah menggunakannya untuk jangka panjang, obat ini jangan dihentikan secara tiba-tiba. Selain itu, obat ini juga memiliki efek samping jika harus dikonsumsi dalam waktu yang lama. Konsultasi dengan dokter diperlukan untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

9. Antibiotik 

Jika nyeri otot didiagnosis disebabkan oleh myositis atau infeksi bakteri, salah satu jenis peradangan otot yang menyebabkan nyeri, otot terasa lunak, dan tubuh melemah, obat nyeri otot yang disarankan adalah antibiotik. 

Sementara itu, nyeri otot yang disebabkan oleh infeksi memerlukan perawatan berdasarkan penyebab yang mendasarinya, apakah itu bakteri, virus, jamur, dan parasit.

10. Analgesik 

Topikal Salep nyeri otot atau analgesik topikal adalah obat pereda nyeri yang diberikan langsung ke kulit. Salep analgesik ini bisa dalam bentuk krim, lotion, gel, atau patch. Obat ini biasa digunakan untuk mengobati nyeri muskuloskeletal dan beberapa jenis nyeri neuropatik.

Salep nyeri otot ini ada yang memerlukan resep dokter dan tetapi ada juga yang bisa dibeli bebas di apotek.

Hal Penting yang Harus Dipahami 

Setelah Anda mengetahui berbagai obat nyeri otot di atas baik medis dan alami, penting untuk dipahami bahwa obat-obatan tersebut hanya untuk mengatasi nyeri dan bukan penyebab yang mendasarinya. 

Bagi penderita tendinitis, arthritis, atau penyakit sendi yang sering mengalami nyeri, dokter bisa memberikan obat kortikosteroid dalam bentuk suntikan secara langsung ke sendi. Pada beberapa kasus, dokter juga bisa menyarankan prosedur operasi untuk mengeluarkan cairan di sendi atau penggantian sendi. 

Jika Anda mengalami efek samping dari penggunaan obat nyeri otot seperti di atas atau mengalami iritasi setelah pemakaian salep nyeri otot, segera temui dokter untuk penanganan lebih lanjut.

Sumber : https://doktersehat.com/obat-nyeri-otot/


0 komentar:

Posting Komentar